Syukur merupakan rasa terimakasih kepada Allah
atas segala nikmat. Atas makanan yang dilimpahkan Allah, nafas yang terus
dihembuskan, kesehatan yang selalu diberikan, kemerdekaan atas penjajahan.
Terlebih nikmat iman dan islam kita.
Allah memerintahkan kepada kita untuk selalu
mensyukuri atas nikmat-Nya:
فَاذْكُرُونِي
أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat
pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku. (QS Al-Baqarah [2]: 152).
Tanda kita mensyukuri nikmat adalah menggunakan
segala nikmat Allah pada jalan yang diperintah-Nya. Seperti contohnya: jika
kita dianugerahi kekuatan badan, maka kekuatan itu kita gunakan untuk
beribadah, berkerja, menuntut ilmu, menolong orang, dan lain sebagainya. Dan
termasuk bukti mengingkari nikmat adalah dengan menyia-nyiakannya.
Bulan agustus adalah bulan istimewa bagi bangsa
Indonesia. Karena pada bulan ini, bangsa kita telah dinyatakan merdeka dari
penjajahan yang sangat lama, yaitu tiga setengah abad lebih. Merdeka berarti
kita bebas dalam mengatur diri, mengelola hasil alam, dan merencakan kehidupan.
Pada pendiri bangsa ini telah menyadari bahwa
kemerdekaan bukanlah hadiah dari penjajah atau murni hasil perjuangan rakyat
pribumi tapi adalah karunia Allah. Oleh karena itu, dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 45 dijelaskan, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa
dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Dari kutipan di atas, maka bisa dipahami betapa
para pendahulu bangsa ini telah mengajari kita untuk mengembalikan anugerah
kemerdekaan kepada Allah. Para pendahulu sadar bahwa sekuat apapun keinginan
dan usaha untuk menolak penjajah tapi kalau tidak mendapat pertolongan dari
Allah, maka akan sia-sia. Tetapi atas anugerah Allah, meski hanya dengan bambu
runcing, bangsa Indonesia bisa mengalahkan para penjajah yang memakai
senjata-senjata canggih.
Sebagai bangsa yang besar, tentu sudah sepatutnya
kita mengenang jasa para pendahulu sambil menjaga tradisi mereka, yaitu
bersyukur atas kemerdekaan. Allah telah mengajari kita bersyukur atas
kemerdekaan dalam surat Al-Maidah ayat 20:
وَإِذْ قَالَ
مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ
أَنْبِيَاءَ وَجَعَلَكُمْ مُلُوكًا
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada
kaumnya, “Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atas kamu ketika Dia mengangkat
nabi-nabi di antaramu, dan dijadikannya kamu orang-orang yang merdeka (bebas
dari penindasan Fir’aun).
Bulan Agustus juga merupakan salah satu bulan
yang berarti bagi Pesantren Langitan. Karena pada bulan ini, Pondok Pesantren
Langitan telah melahirkan satu media komunikasi dan dakwah. Media yang
berbentuk majalah ini (sekarang namanya Majalah Langitan) terbit sebagai
bentuk respon perkembangan masyarakat yang menuntut dakwah dengan media.
Dengan demikian bulan Agustus merupakan bulan
yang istimewa bagi bangsa Indonesia dan terlebih Keluarga Besar Pondok
Pesantren Langitan. Mari kita mensyukurinya dengan bersyukur kepada Allah.
Syukur dalam lisan dengan mengucap “Al-Hamdulillah”. Syukur dalam hati dengan
merasa senang atas karunia-Nya. Dan Syukur dalam perbuatan dengan mendayagunakannnya.
http://langitan.net/?p=4281
http://langitan.net/?p=4281
0 Komentar:
Posting Komentar