JUAL PRODUK

JUAL PRODUK
Kopyah Putih Original Untuk Yang Berminat Silahkan Whatsap +60169437598 cabang ada di indonesia

Minggu, 01 September 2013

Pesantren Langitan, Markas Pejuang Tuban di Masa Kolonial

Jakarta - Pondok Pesantren Langitan berdiri di Tuban, Jawa Timur pada tahun 1852. Awalnya, pesantren ini hanya berupa surau kecil yang didirikan oleh KH Muhammad Nur.

KH Muhammad Nur saat itu mengajarkan ilmunya dan menggembleng keluarga serta tetangga dekatnya untuk meneruskan perjuangan dalam mengusir penjajah dari tanah Jawa.


Surau kecil itu pun tak hanya menjadi tempat mengaji dan menuntut ilmu Islam, akan tetapi juga menjelma menjadi markas para pejuang rakyat Tuban mengusir penjajah.

Nama Langitan merupakan perubahan dari kata Plangitan, kombinasi dari kata plang, yang dalam Bahasa Jawa berarti papan nama dan wetan yang berarti timur. Memang di sekitar daerah Widang dahulu, saat Pondok Pesantren Langitan ini didirikan terdapat dua buah plang yang masing-masing terletak di timur dan barat.

Kemudian di dekat plang sebelah wetan dibangunlah sebuah lembaga pendidikan ini, yang kelak karena kebiasaan para pengunjung menjadikan plang wetan sebagai tanda untuk memudahkan orang mendata dan mengunjungi pondok pesantren. Maka secara kebiasaan, pesantren ini diberi nama Plangitan dan selanjutnya populer menjadi Langitan.

Kebenaran kata Plangitan tersebut dikuatkan oleh sebuah cap bertuliskan kata Plangitan dalam huruf Arab dan berbahasa Melayu yang tertera dalam kitab “Fathul Mu’in” yang selesai ditulis tangan oleh KH. Ahmad Sholeh, pada hari Selasa 29 Robiul Akhir 1297 Hijriyah.

Muhammad Nur memimpin pesantren ini hingga 18 tahun ke depan dan selanjutnya diteruskan secara turun-temurun oleh keluarganya. Bertahan selama sekitar satu setengah abad, surau kecil itu berkembang menjadi pesantren yang populer di seantero Nusantara hingga manca negara.

Pesantren ini menempati lahan seluas 7 hektar di Dusun Mandungan Desa Widang Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Jawa Timur atau terletak di samping Sungai Bengawan Solo.

Ribuan santri di pesantren ini kini menempati 25 asrama yang terdiri dari 10 asrama santri putra dan 15 asrama putri. Tak hanya dari daerah-daerah di seluruh Indonesia, terdapat juga santri yang berasal dari manca negara.

Sejumlah tokoh-tokoh ulama besar dan pengasuh pondok pesantren yang dididik dan dibesarkan di Pondok Pesantren Langitan. Di antaranya KH Kholil Bangkalan, KH Hasyim Asyary, dan KH Syamsul Arifin (ayahanda KH Asad Syamsul Arifin).

Saat ini, Pesantren Langitan telah termasuk salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia.
sumber: detik.com , langitan.net

0 Komentar:

Posting Komentar