Sebagaimana sabda Rasulullah Saw,
عَلَيْكُمْ بِمُجَالَسَةِ الْعُلَمَاءِ وَاسْتِمَاعِ كَلاَمِ الْحُكَمَاءِ فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى يُحْيِي الْقَلْبَ الْمَيِّتَ بِنُورِ الْحِكْمَةِ كَمَا يُحْيِيَ الأَرْضَ الْمَيْتَةَ بِمَاءِ الْمَطَرِ
“ Hendaklah kalian berkumpul dengan ulama dan patuh pada ucapan hukama, karena Allah SWT. Akan menghidupkan jiwa yang mati dengan cahaya hikmah, sebagaimana ia menumbuhkan (pepohonan) tanah yang gersang dengan air.”
Hikmah adalah suatu ilmu yang bermanfaat, sedang hukama adalah para ahli hikmah. Berdasarkan hadis ini, hukama adalah ahli hikmah yang mengetahu Dzat Allah, senantiasa dalam kebenaran, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Adapun Ulama adalah orang alim (sholeh)
yang mengamalkan ilmunya.
Ath Thabrani juga telah meriwayatkan dari Abu Hanifah sebaga berikut
جَالِسُوْا الكُبَراءَ وَسَائِلُوا العُلَماءَ وَخَالِطُوا الحُكَمَاءَ
“hendaklah kalian berkumpul (bergaul ) dengan para pemimpin, dan bertanyalah kepada para ulama dan dekatlah kalian dengan para hukama’
Dalam riwayat lain juga disebutkan
جَالِسِ العُلمَاءَ وَصَاحِبِ الحُكَماَءَ وَخَالِطِ الكُبَراَءَ
“Berkumpulah dengan para ulama, dan bersahabatlah dengan hukama dan dekatlah dengan kubara
Ulama dikelompokan menjadi tiga golongan yaitu :
a. Ulama, yaitu orang yang alim (pengetahuanya luas) tentang hukum – hukum Allah dan mereka itu berhak memberikan petunjuk ( nasehat)
b. Hukama adalah orang – orang yang hanya mengetahui Dza Allah SWT. Dekat dengan mereka dapat membuat watak menjadi terdidik, karena dari hati mereka bersinar cahaya makrifat (mengenali Dzat Allah lebih dekat lagi dan rahasia – rahasia yang lain ) dan dari jiwa mereka terpantul sinar keagungan ilahi.
c. Kubara, adalah orang yang dianugerahi makrifat terhadap hukum – hukum Allah dan terhadap Dzat Allah.
Berkumpul dengan orang alim ( Ahli Allah) dapat mendidik tingkah laku menjadi lebih baik. Hal ini tidak lain karena pengaruh kebiasaan – kebiasaan mereka yang tentunya lebih baik daripada dengan lisan. Jadi, kebiasaan seseorang yang dapat bermanfaat bagimu, tentu akan bermanfaat pula ucapanya bagimu. Begitu juga sebaliknya.
As Sahrawardi pernah meninjau ke sebagian masjid Al Khaif di Mina seraya memandang wajah orang – orang yang berada didalamnya. Lalu beliau ditanya oleh seseorang “ mengapa tuan memandang wajah – wajah orang itu ? maka beliau, “ Sesungguhnya Allah telah menjadikan beberapa orang yang apabila memandang kepada orang lain maka orang yang dipandangnya itu akan merasa damai ( bahagia) dan saya lagi mencari orang yang seperti itu.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw.
سَيَأْتي زَمَانٌ عَلى أُمَّتِي يَفِرُّوْن منَ العلماءِ والفُقَهاءِ فَيَبْتَلِيَهم اللهُ بِثَلاَثِ بَلِيَّاتٍ، أُوْلاهَا يَرْفَعُ اللهُ البركةَ من كسبهم، والثانيةُ يُسَلِّط اللهُ تعالى عليهم سلطاناً ظالما، والثالثة يخرجون من الدنيا بغير إيمانٍ
” Akan datang suatu masa kepada umatku, dimana mereka meninggalkan para ulama dan fuqoha, maka Allah akan menurunkan tiga adzab-Nya kepada mereka. Pertama, dicabutnya berkah dari segala usahanya. Kedua, dijadikan-Nya penguasa yang zhalim kepada mereka. Ketiga, mereka mati tanpa membawa iman.
0 Komentar:
Posting Komentar